Pages

Thursday, July 1, 2010

Dijual BOM Dapur ...

"ati ati kompor meleduk
ati an jadi dag dig dug, jatuh duduk"

Itulah penggalan lagu Kompor Meleduk karya Almarhum Benyamin Sueb, sang Maestro Betawi. Entah itu adalah nasihat agar kita memang benar-banar hati-hati terhadap kompor, atau malah prediksi nasib orang kecil di masa sesudah almarhum.

Sangat memprihatinkan kejadian yang dialami oleh masyarakat korban ledakan tabung gas LPG 3 Kg akhir-akhir ini. Ketika pemerintah menawarkan 'angin surga' yang dinamakan tabung gas gratis, sah-sah saja masyarakat langsung menanggapi positif atas solusi - yang sebenarnya ngawur - tersebut. Namun apa hendak dikata, tidak sedikit yang jadi korban atas produksi tabung gas yang terkesan asal-asalan tersebut. Produk yang lebih tepat disebut produk uji-coba atas kebijakan coba-coba pemerintah dalam upaya mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi gas LPG.

Masyarakat memang telah dikirimi bom dapur oleh pemerintah melalui pengeruk minyak dan gas negara, Pertamina.

Entah harus mengadu kepada siapa
Entah harus menyalahkan siapa

Yang jelas, sudah semestinya pemerintah melindungi segenap rakyat dengan memberikan pelayanan yang terbaik, termasuk memberikan tabung gas LPG yang sudah berlabel SNI (Standard Nasional Indonesia), bukan bom dapur yang berlabel SNMI (Standard Nuklir Mini Indonesia).

Selama ini, satu-satunya pelayanan yang diterima oleh rakyat secara massal bukan dari pemerintah, melainkan dari perorangan ataupun partai yaitu setiap kali kampanye jelang pemilu. Jadi, kalau memang ingin menyejahterakan rakyat, selenggarakanlah pemilu sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.

Hai bangsaku, bangkit dan bangunlah, sadarkan dirimu, pada pemilu mendatang jangan sampai salah pilih lagi. Lebih baik tidak memilih daripada membunuh bangsa sendiri.

No comments:

Post a Comment