Pages

Friday, January 15, 2010

Antara Kulit dan Isi

Antara Isi dan Kulit


Rapat pansus angket Bank Century kemarin menghadirkan mantan wakil presiden Jusuf Kalla sebagai saksi. Kesaksian yang diberikan oleh Jusuf Kalla mendapat berbagai reaksi baik dari pengamat ekonomi maupun dari masyarakat.

Secara umum kesaksian Jusuf Kalla tersebut dinilai sebagai kesaksian yang jujur dan telah memberikan titik cerah akan terselesaikannya kasus Bank Century tersebut. Kesaksian Jusuf Kalla yang secara garis besar bertolak belakang dengan kesaksian Budiono dan Sri Mulyani, dinilai akan memberikan solusi yang paling baik dalam penuntasan kasus tersebut.

Dalam hal ini, aspek penilaian yang diberikan masyarakat agaknya berbeda dengan penilaian para pengamat politik maupun anggota pansus. Masyarakat menilai bahwa kesaksian JK tersebut benar mungkin saja bukan berdasarkan substansi kesaksiannya, melainkan berdasarkan profil JK yang dikenal tegas dan bersahaja. Dengan kata lain, masyarakat lebih memilih menilai kulit daripada isi. Masyarakat lebih memilih mempercayai JK dibanding dengan mantan gubernur BI, Budiono maupun mantan Menteri Keuangan yang juga adalah ketua KSSK pada saat itu, Sri Mulyani.

Semoga saja, kesaksian demi kesaksian yang diperoleh anggota pansus dari beberapa saksi yang
telah dimintai keterangan, akan menghasilkan solusi yang terbaik atas kasus tersebut.

Selamat Pak JK !, karena rakyat tetap lebih percaya kepada anda dibanding kepada para pejabat
pemerintahan sekarang.

Tuesday, January 12, 2010

apa lagi selanjutnya ?

Tahun Baru, harapan baru. Ungkapan itu tentunya sudah tidak asing lagi, karena hampir setiap awal tahun ungkapan itu terdengar.

Awal tahun 2010 ini, lembaran baru Indonesia kembali terkoyak. Penjara yang selama ini dikenal sebagai sebuah tempat yang kumuh, kejam, sadis dan semua ungkapan kengerian lainnya, ternyata memiliki sebuah lorong surga. Tim Satgas Mafia Hukum dalam isdaknya ke lembaga pemasyarakatan Pondok Bambu, baru saja menemukan sebuah rahasia dibalik keangeran sebuah lembaga pemasyarakatan tersebut. Satgas menemukan adanya pemberian fasilitas khusus bagi napi yang dianggap menguntungkan bagi petugas lapas. Salah satu diantara napi yang diberi fasilitas mewah tersebut adalah terpidana kasus penyuapan Artalyta Suryani atau dikenal juga dengan panggilan Ayin. Fasilitas setara kamar hotel berbintang tersebut dianggap sebagai sebuah penghinaan terhadap hukum Indonesia. Seorang terpidana kasus suap yang melibatkan pejabat kejaksaan bukannya diberi pembinaan sesuai dengan fungsi lapas, tetapi malah diberi fasilitas mewah yang sangat tidak diduga, bahkan oleh Menkumham sekalipun.

Namun sebenarnya, rahasia yang terungkap itu sudah merupakan rahasia umum. Hampir semua kalangan masyarakat sudah tahu, bahwa semua urusan dalam negeri Indonesia ini dapat diatur dengan uang. Istilah yang muncul salah satunya adalah KUHP, atau Kasih Uang, Habis Perkara.

Agaknya, tahun baru yang masih dalam masa 100 hari pertama kepemimpinan SBY Jilid II, memberi rakyat Indonesia suguhan yang sangat tidak menyenangkan. 100 hari pertama kinerja kabinet Indonesia Bersatu II telah tercoreng dengan banyaknya penyalahgunaan wewenang oleh pejabat. Setelah kita disuguhi kasus Antasari Azhar, menyusul kemudian kasus Bank Century, kemudian yang terakhir dan yang paling mencengangkan adalah kasus pemberian fasilitas mewah terhadap napi.

Pemerintah melalui pejabat yang berwenang menyatakan akan segera menyelesaikan kasus tersebut, dan akan menindak tegas oknum pejabat yang terlibat di dalamnya. Kiranya hal itulah yang kita harapkan bersama dalam menyongsong tahun 2010 ini.

Menarik untuk ditunggu apa saja kira-kira nantinya upaya penyelesaian yang akan dilakukan pemerintah. Namun yang lebih menarik lagi untuk ditunggu adalah, kejutan apa lagi yang akan kita saksikan selanjutnya.

Mari, jadilah saksi !

Buat Blog koq Coba-coba ?!

Telah lama kutinggalkan dunia blog. Aku bukannya merasa terlalu sibuk untuk nge-blog, tapi memang sedang tidak menyediakan waktu untuk itu. Ketertarikan untuk nge-blog memang ada, tapi selalu terbentur masalah waktu dan minat yang terkesan dadakan.

Kini, kucoba kembali meluangkan waktu untuk nge-blog, dengan harapan kali ini aku mampu merias dunia dengan tulisan-tulisanku. Rias yang kuharapkan tak semata-mata memberi kesan indah, namun rias yang berusaha mengoyak lembaran dunia yang sudah terlanjur baku.

Cogito Ergo Sum (Rene Descartes)